

Versi kedua, Claudius II memandang para bujangan lebih tabah dalam berperang daripada mereka yang telah menikah yang sejak semula menolak untuk pergi berperang. Maka dia mengeluarkan perintah yang melarang pernikahan. Tetapi St.Valentine menentang perintah ini dan terus mengadakan pernikahan di gereja dengan sembunyi-sembunyi ampai akhirnya diketahui lalu dipenjarakan. Dalam penjara dia berkenalan dengan putri seorang penjaga penjara yang terserang penyakit. Ia mengobatinya hingga sembuh dan jatuh cinta kepadanya. Sebelum dihukum mati, dia mengirim sebuah kartu yang bertuliskan “Dari yang tulus cintanya, Valentine.” Hal itu terjadi setelah anak tersebut memeluk agama nashrani bersama 46 kerabatnya.” Dan selanjutnya hari kasih sayang ini diresmikan oleh Paus Galasius I pada tahun 496 M untuk mengenang kematian Santo Valentine yang rela mati demi menyelamatkan cinta dan kasih sayang.
Versi ketiga tradisi Roma Kuno. Dalam tradisi itu para pemuda desa selalu berkumpul setiap pertengahan bulan Februari. Mereka menulis nama-nama gadis desa dan meletakkannya di dalam sebuah kotak, lalu setiap pemuda mengambil salah satu nama dari kotak tersebut, dan gadis yang namanya keluar akan menjadi kekasihnya sepanjang tahun. Ia juga mengirimkan sebuah kartu yang bertuliskan “Dengan nama Tuhan Ibu, saya kirimkan kepadamu kartu ini.” Akibat sulitnya menghilangkan tradisi Romawi ini, para pendeta memutuskan mengganti kalimat “Dengan nama Tuhan Ibu” dengan kalimat “Dengan nama Pendeta Valentine” sehingga dapat mengikat para pemuda tersebut dengan agama Nashrani. Menurut mereka tanggal 15 Pebruari adalah Hari Raya Lupercalia yaitu hari persembahan untuk Dewa Lupercus (Dewa Kesuburan). Pada hari itu pendeta mengadakan ritual penyembahan dengan mempersembahkan domba untuk Dewa Kesuburan. Kulit domba itu diarak di jalan jalan dan menyentuh perempuan-perempuan yang dijumpainya. Perempuan-perempuan berebut mendapatkan sentuhan kulit domba kerena dianggap bisa mendatangkan kesuburan dan kecantikan. Perayaan ini adalah rangkaian dari upacara yang dipersembahkan untuk Dewi Juno (Dewi Cinta). Pada upacara ini pemuda bebas memilih secara acak nama-nama gadis yang ditulis di kertas yang diletakkan di dalam botol. Gadis yang namanya keluar harus menjadi kekasih pemuda itu dan mau bersenang-senang sebagai objek hiburan pemuda yang memilihnya. Setelah orang-orang Romawi masuk agama Nasrani, rangkaian upacara ini diberi sentuhan nuansa Nasrani.
Versi ketiga tradisi Roma Kuno. Dalam tradisi itu para pemuda desa selalu berkumpul setiap pertengahan bulan Februari. Mereka menulis nama-nama gadis desa dan meletakkannya di dalam sebuah kotak, lalu setiap pemuda mengambil salah satu nama dari kotak tersebut, dan gadis yang namanya keluar akan menjadi kekasihnya sepanjang tahun. Ia juga mengirimkan sebuah kartu yang bertuliskan “Dengan nama Tuhan Ibu, saya kirimkan kepadamu kartu ini.” Akibat sulitnya menghilangkan tradisi Romawi ini, para pendeta memutuskan mengganti kalimat “Dengan nama Tuhan Ibu” dengan kalimat “Dengan nama Pendeta Valentine” sehingga dapat mengikat para pemuda tersebut dengan agama Nashrani. Menurut mereka tanggal 15 Pebruari adalah Hari Raya Lupercalia yaitu hari persembahan untuk Dewa Lupercus (Dewa Kesuburan). Pada hari itu pendeta mengadakan ritual penyembahan dengan mempersembahkan domba untuk Dewa Kesuburan. Kulit domba itu diarak di jalan jalan dan menyentuh perempuan-perempuan yang dijumpainya. Perempuan-perempuan berebut mendapatkan sentuhan kulit domba kerena dianggap bisa mendatangkan kesuburan dan kecantikan. Perayaan ini adalah rangkaian dari upacara yang dipersembahkan untuk Dewi Juno (Dewi Cinta). Pada upacara ini pemuda bebas memilih secara acak nama-nama gadis yang ditulis di kertas yang diletakkan di dalam botol. Gadis yang namanya keluar harus menjadi kekasih pemuda itu dan mau bersenang-senang sebagai objek hiburan pemuda yang memilihnya. Setelah orang-orang Romawi masuk agama Nasrani, rangkaian upacara ini diberi sentuhan nuansa Nasrani.
Yang lebih mengenaskan lagi, ada sumber yang menyatakan bahwa Valentine adalah seorang Paderi (Pastor) yang bernama Pedro Santo Valentino dan tanggal 14 Pebruari 1492 adalah hari dimana runtuhnya kerajaan Islam di Andalusia (Spanyol). Paderi (Pastor) ini mengumumkan pada tanggal 14 Februari 1492 sebagai hari kasih sayang karena ia beranggapan Islam adalah Zalim. (Peguam Zulkifli Nordin). Maka Apakah Sepantasnya Kita Ikut Hanyut Dalam Perayaan Kehancuran Islam?
Dari sejarah di atas, kita ketahui bahwa di dalam Islam tidak ada istilah Hari Valentine atau hari Kasih Sayang sehingga sudah jelas kita jangan sampai larut dalam perayaan tersebut kerena itu adalah budaya Nasrani. Ironisnya lagi mengapa begitu banyak remaja. Islam yang ikut larut dalam perayaan ini, padahal mereka tahu bahwa di dalam Islam tidak dikenal peringatan Hari Valentine. Dan yang lebih parah lagi tidak sedikit dari mereka yang tidak tahu sejarah valentine dan mereka hanya ikut-ikutan saja untuk merayakan Valentine dengan memberikan greeting card, kado, coklat, bunga dan lain-lain. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa peringatan Valentine Day adalah budaya non muslim yang dihembuskan kepada remaja Islam untuk merusak akidah mereka dan untuk memperkenalkan gaya hidup barat dengan kedok percintaan dan kasih sayang. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu..,
Allah SWT berfirman “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya “. (Sarah Al-Isra' : 36)
Sudah jelas dalam Al-Qur'an bahwa orang Yahudi dan Nasrani akan terus berusaha memperdaya umat Islam hingga umat Islam mengikuti kehendak mereka. Seperti dalam Surat Al-Baqarah: 120-121 yang artinya: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak sekali-kali akan bersetuju atau suka kepadamu (wahai Muhammad) sehingga engkau menurut agama mereka (yang telah terpesona itu). Katakanlah (kepada mereka): “Sesungguhnya petunjuk Allah (agama Islam) itulah petunjuk yang benar. “Dan demi sesungguhnya jika engkau menurut kehendak hawa nafsu mereka sesudah datangnya (wahyu yang memberi) pengetahuan kepadamu (tentang kebenaran), maka tiadalah engkau akan peroleh daripada Allah (sesuatu pun) yang dapat mengawal dan memberi pertolongan kepadamu. Orang-orang yang kami berikan kitab kepada mereka, sedang mereka membacanya dengan sebenar-benar bacaan (tidak mengubah dan memutar-belit maksudnya), mereka itulah orang-orang yang beriman kepadanya; dan sesiapa yang mengingkarinya maka mereka itulah orang-orang yang rugi." (Surat Al-Baqarah: 120-121)
Jadi, mengapa kita harus mengikuti perbuatan yang tidak ada sangkut pautnya dengan Islam? Di dalam Islam juga terdapat aturan tentang kasih sayang yang tidak hanya dengan orang terdekat (pacar) dan tidak hanya dalam waktu-waktu tertentu. Ada 3 macam kategori cinta dalarn Islam yaitu : cinta kasih Sang Pencipta terhadap Hamba-Nya, cinta seorang hamba kepada Sang Pencipta dan cinta kasih sesama manusia.
*Dikutip dari berbagai sumber:
Laili Paulina CN SPd.I ( Guru MAN Purwoasri )-Dwi Novitasari (MAN Kandat)
Dari sejarah di atas, kita ketahui bahwa di dalam Islam tidak ada istilah Hari Valentine atau hari Kasih Sayang sehingga sudah jelas kita jangan sampai larut dalam perayaan tersebut kerena itu adalah budaya Nasrani. Ironisnya lagi mengapa begitu banyak remaja. Islam yang ikut larut dalam perayaan ini, padahal mereka tahu bahwa di dalam Islam tidak dikenal peringatan Hari Valentine. Dan yang lebih parah lagi tidak sedikit dari mereka yang tidak tahu sejarah valentine dan mereka hanya ikut-ikutan saja untuk merayakan Valentine dengan memberikan greeting card, kado, coklat, bunga dan lain-lain. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa peringatan Valentine Day adalah budaya non muslim yang dihembuskan kepada remaja Islam untuk merusak akidah mereka dan untuk memperkenalkan gaya hidup barat dengan kedok percintaan dan kasih sayang. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu..,
Allah SWT berfirman “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya “. (Sarah Al-Isra' : 36)
Sudah jelas dalam Al-Qur'an bahwa orang Yahudi dan Nasrani akan terus berusaha memperdaya umat Islam hingga umat Islam mengikuti kehendak mereka. Seperti dalam Surat Al-Baqarah: 120-121 yang artinya: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak sekali-kali akan bersetuju atau suka kepadamu (wahai Muhammad) sehingga engkau menurut agama mereka (yang telah terpesona itu). Katakanlah (kepada mereka): “Sesungguhnya petunjuk Allah (agama Islam) itulah petunjuk yang benar. “Dan demi sesungguhnya jika engkau menurut kehendak hawa nafsu mereka sesudah datangnya (wahyu yang memberi) pengetahuan kepadamu (tentang kebenaran), maka tiadalah engkau akan peroleh daripada Allah (sesuatu pun) yang dapat mengawal dan memberi pertolongan kepadamu. Orang-orang yang kami berikan kitab kepada mereka, sedang mereka membacanya dengan sebenar-benar bacaan (tidak mengubah dan memutar-belit maksudnya), mereka itulah orang-orang yang beriman kepadanya; dan sesiapa yang mengingkarinya maka mereka itulah orang-orang yang rugi." (Surat Al-Baqarah: 120-121)
Jadi, mengapa kita harus mengikuti perbuatan yang tidak ada sangkut pautnya dengan Islam? Di dalam Islam juga terdapat aturan tentang kasih sayang yang tidak hanya dengan orang terdekat (pacar) dan tidak hanya dalam waktu-waktu tertentu. Ada 3 macam kategori cinta dalarn Islam yaitu : cinta kasih Sang Pencipta terhadap Hamba-Nya, cinta seorang hamba kepada Sang Pencipta dan cinta kasih sesama manusia.
*Dikutip dari berbagai sumber:
Laili Paulina CN SPd.I ( Guru MAN Purwoasri )-Dwi Novitasari (MAN Kandat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar