Minggu, 21 Maret 2010

Merokok Haram ?

Oleh: Suismoyo
Guru MA Sejahtera Tulungrejo Pare

Menurut Depkes RI Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), salah satu aspeknya adalah “tidak ada anggota keluarga yang merokok”. Setiap kali menghirup asap rokok, entah sengaja atau tidak, berarti juga mengisap lebih dari 4.000 macam racun. Karena itulah, merokok sama dengan memasukkan racun-racun tadi ke dalam rongga mulut dan tentunya paru-paru.
Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya.
Menurut catatan badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) saat ini jumlah perokok, terutama perokok remaja terus bertambah, khususnya di negara-negara berkembang. Keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. WHO telah memberikan peringatan bahwa dalam dekade 2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun, 70% di antaranya terjadi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Melalui resolusi tahun 1983, WHO telah menetapkan tanggal 31 Mei sebagai Hari Bebas Tembakau Sedunia setiap tahun. Saat ini jumlah perokok di negara-negara ASEAN sebanyak 124 juta orang. Dari jumlah itu 63 juta orang diantaranya berada di Indonesia. Ironisnya jumlah sebesar itu 3,6 juta diantaranya masih tergolong perokok anak-anak berusia 5-9 tahun. Terjadi peningkatan yang sucukp signifikan pada perokok perempuan.Angka kematian yang diakibatkan oleh dampak negatif rokok. Disebutkan  sebesar 3 juta orang  per tahun mengalami kematian akibat merokok. Atau setiap 10 detik ada 1 orang yang mati akibat merokok.
Racun dalam Rokok
Bahan Kimia berbahaya yang terdapat dalam rokok antara lain:
Asbes
Asbes merupakan serat mineral silika yang bersifat fleksibel, tahan lama dan tidak mudah terbakar. Asbes banyak digunakan sebagai penghantar listrik dan penghantar panas yang baik. Asbes banyak digunakan sebagai isolator panas dan pada pipa saluran pembuangan limbah rumah tangga, dan bahan material atap rumah. Asbes banyak digunakan dalam bahan-bahan bangunan. Jika ikatan asbes dalam senyawanya lepas, maka serat asbes akan masuk ke udara dan bertahan dalam waktu yang lama.
Bioaerasol
Kontaminan biologi seperti virus, bakteri, jamur, lumut , serangga atau serbuk sari tumbuhan. Kontaminan biologi tersebut jika dihembus oleh angin akan masuk ke udara dan mencemari udara bersih.
Formaldehid
Formaldehid merupakan aldehid sederhana. Gas formaldehid tidak berwarna dan diemisikan dari bahan-bahan bangunan, industri rumah tangga atau proses pembakaran. Formaldehid juga terdapat pada produk kayu yang dipres, papan, papan dinding, tekstil (seperti pada karpet dan pakaian). Formaldehid dapat masuk ke udara akibat terjadi pengikisan dan penguapan akibat panas yang tinggi.
Bahan-Bahan Pertikulat
Dalam kehidupan sehari-hari pertikulat dikenal dengan istilah debu yang berterbangan di udara. Partikulat juga bisa ditemui dalam bentuk logam-logam berta yang jika terhirup oleh manusia akan mengakibatkan penyakit.
Senyawa Organik Volatil (Volatil Organic Compound)
Senyawa organik volatil (VOC) mudah menguap pada suhu kamar. VOC sering ditemui dalam bentuk aerosol yang terdapat pada pembersih, cat, vernis, produk-produk kayu yang di-pres, pestisida, dan semir.
Karbon Monoksida (CO)
Karbon monoksida (CO) adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan juga tidak berasa. Gas CO apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang akan dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun metabolisme, ikut bereaksi secara metabolisme dengan darah. Orang yang merokok dalam waktu yang cukup lama (perokok berat) konsentrasi COHb dalam darahnya sekitar 6,9%. Hal inilah yang menyebabkan perokok berat mudah terkena serangan jantung.
Nikotin                             
Zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Di Amerika Serikat, rokok putih yang beredar di pasaran memiliki kadar 8-10 mg nikotin per batang, sementara di Indonesia berkadar nikotin 17 mg per batang.
Timah Hitam (Pb)
Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayangkan, bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh!
Bahaya Merokok
Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan oleh banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan bahwa kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit. Seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin.
Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari secondhand-smoke, yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada di sekitar perokok, atau biasa disebut juga dengan perokok pasif.
Tanpa sadar kita telah menghirup bahan-bahan kimia berbahaya yang berasal dari benda-benda yang terdapat di tempat tinggal kita. Berikut ini beberapa bahan kimia berbahaya yang sering terkontaminasi dengan tubuh kita tanpa kita sadari. Meskipun kadar bahan-bahan kimia yang masuk ke udara tersebut belum melebihi ambang batas yang diperbolehkan, namun jika terjadi paparan dalam waktu yang lama dan terus menerus dapat berpengaruh bagi kesehatan kita.
Mudah Lelah dan Hipertensi
Nikotin yang dihisap seorang perokok mampu mengeluarkan catecholamines dari tubuh, yakni kumpulan zat kimiawi yang sangat dibutuhkan tubuh. Diantaranya adalah hormon adrenalin.
Keluarnya adrenalin dalam jumlah besar ini mampu mempengaruhi kerja darah; diantaranya menyebabkan denyut jantung berdetak lebih cepat sekitar 15-20 kali lipat per menitnya dan berdampak pada meningkatnya tekanan  darah (hipertensi) sekitar 10-20 jenjang.
Infeksi pada Pembuluh Darah dan Rentan Terhadap Serangan Jantung Koroner
Adrenalin yang berlebihan bisa mempengaruhi kerja sel darah, yakni dengan membuatnya memiliki tingkat keasaman (free fatty acids) yang cukup tinggi, hingga darah pun menjadi kental. Kekentalannya membuatnya melekat pada dinding pembuluh darah layaknya kolesterol yang berlebih. Akibatnya pembuluh darah mengeras.
Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama).
Baby blues dan kesulitan bernafas.
Keberadaan gas karbon monoksida dalam tubuh berarti mengurangi kadar oksigen yang seharusnya disalurkan asupannya ke setiap organ tubuh yang membutuhkannya. Kadar gas karbon monoksida yang ada dalam tubuh perokok aktif berkisar 5-10 kali lipat dari kadar yang dibutuhkan tubuh. Dengan demikian, kesulitan bernafas akan kerap dialami oleh mereka yang merokok bahkan mereka pun akan mengalami “ baby blues”, yakni tampak membirunya beberapa organ tubuh, khususnya pada bibir dan permukaan lidah.
Menghambat  jalannya peredaran darah
Rokok tidak hanya membahayakan pembuluh darah vena yang mengelilingi paru-paru saja, tapi juga membahayakan kapiler karena penyempitan dan penebalan yang ada padanya. Dengan kondisi tersebut, penyaluran darah dan oksigen ke otak mengalami hambatan yang kesemuanya itu disebabkan oleh hilangnya oksigen sebagai bias dari meningkatnya kadar karbon monoksida dalam aliran darah.
Merusak kesehatan paru
   Menurut dr Ahmad Hudoyo, Sp. P, spesialis paru, bronkitis akut dapat disebabkan oleh infeksi maupun bahan-bahan yang merangsang, termasuk bahan kimia. Bronkitis kronik sifatnya ireversibel (menetap atau tidak bisa sembuh) dan progresif, artinya penyakit makin lama makin berat. “Batuk berdahak disertai sesak napas adalah gejala yang khas pada bronkitis kronik. Disebut kronik karena terjadi terus menerus, setiap hari selalu batuk. Bermacam obat dan dokter yang sudah beranti ganti tetap batuk. Tidak menjadi sembuh tetapi malah bertambah berat. Bila ditumpanghi infeksi, gejala bertambah berat, disertai demam, dahak yang tadinya putih berubah menjadi kuning,” tuturnya panjang lebar. (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar